Artikel Image

Thursday, 21 November 2024

Oleh: admin Admin

Monday, 01 July 2024

Oleh: admin Admin

5 Buku Best Seller Dee Lestari yang Diangkat Menjadi Film

Tahukah kamu bahwa sebagian besar karya emas Dee Lestari sudah difilmkan? Meskipun beberapa penulis punya ketakutan tersendiri bahwa mengadaptasi bukunya menjadi sebuah film dapat menimbulkan kekecewaan apabila gagal kelak, Dee sepertinya mampu membuktikan bahwa melalui buku atau pun film, karyanya mampu menghibur banyak orang. Sebagian besar karya Dee yang difilmkan pun meraih banyak penghargaan. Berikut 5 film yang diangkat dari buku best seller karya Dee Lestari.

Perahu Kertas 1 (2012) dan Perahu Kertas 2 (2012)

Sebagai karya perdana Dee yang diangkat ke layar kaca, Perahu Kertas memang menuai kesuksesan seperti yang diharapkan oleh Dee dan para penggemarnya. Bisa dibilang, karya ini berhasil memuaskan para pembaca ketika karya tersebut berhasil divisualisasikan dalam bentuk film.

cover buku dan poster film Perahu Kertas

Film Perahu Kertas dibagi menjadi 2, film Perahu Kertas 1 tayang pada 16 Agustus 2012 dan sekuelnya, Perahu Kertas 2 tayang pada 4 Oktober di tahun yang sama. Film ini berhasil meraih penghargaan dari Festival Film Bandung sebagai Penata Musik Terpuji yang diperoleh oleh Andhika Triyadi selaku penanggung jawabnya. Sepertinya, film ini juga menjadi salah satu jejak awal Maudy Ayunda (Kugy) dan Adipati Dolken (Keenan) dalam kariernya di dunia perfilman Indonesia.

Rectoverso (2013)

Setelah melalui beberapa tahun tanpa menulis, Rectoverso merupakan karya emas yang terbit di tahun 2008 dengan nuansa yang unik dari Dee Lestari. Buku ini berisi 11 cerita dan 11 lagu sekaligus dan telah berhasil menjadi penawar rindu bagi para penggemar Dee yang sempat lama tak melihat karya Dee sejak terakhir menulis di tahun 2004 itu. Antologi cerita dan lagu ini kemudian diadaptasi dan diangkat ke layar lebar di tahun 2013.

cover buku dan poster film Rectoverso

Film Rectoverso merupakan film omnibus atau antologi Indonesia yang bernuansa cinta. Uniknya, film ini terdiri dari 5 segment dan juga 5 sutradara.  Lima segmen dalam film ini berjudul Malaikat Juga Tahu (Marcella Zalianty), Firasat (Rachel Maryam), Cicak di Dinding (Cathy Sharon), Curhat Buat Sahabat (Olga Lydia) dan Hanya Isyarat (Happy Salma).

Madre (2013)

Membaca judul ini, pertanyaan pertama yang muncul di benak kamu pasti “apa itu madre?” Madre adalah biang roti. Biang roti yang dibuat sang leluhur, seorang artisan ahli roti, dan disimpan bertahun-tahun dalam kulkas tua antik. Lantas, ada apa dengan madre itu?

cover buku dan poster film Madre

Inilah kehebatan Dee Lestari. Ia bahkan mampu “memanusiakan biang roti” dan membuat jalinan alur yang begitu rapi tentang madre. Bahwa madre bukan sekadar adonan roti. Madre membawa kehidupan, madre membawa kepentingan, dan terutama, madre membangun kehidupan toko roti Tan de Bekker yang pernah berjaya pada masanya dan kini diwariskan ke Tansen, generasi selanjutnya.

Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh (2014)

Setelah sukses sebagai novel, Supernova pun diangkat ke layar lebar. Meskipun ketika itu, serial Supernova belum selesai, tetapi wacana akan filmnya sudah menjadi desas desus dan diperbincangkan sehingga pada tahun 2014 berhasil diwujudkan dengan judul Supernova Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang diperankan oleh artis-artis papan atas seperti Herjunot Ali, Fedi Nuril, dan Hamish Daud.

cover buku dan poster Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh

Diangkatnya film ini sekaligus menjadi penanda bahwa film ini adalah film pertama di Indonesia yang mengangkat tema science dan kisah cinta, sekaligus! Film yang diangkat dari buku best seller Dee Lestari seri pertama ini mendapatkan penghargaan Citra Award for Best Visual Effects dan Bandung Film Festival for Commendable Film Editor.

Filosofi Kopi 1 (2015) dan Filosofi Kopi 2 (2017)

Kamu pasti tahu Ben dan kopinya? Kisah perjuangan Ben untuk mewujudkan toko kopi impiannya yang ditulis oleh Dee dalam Filosofi Kopi ternyata menyedot banyak perhatian. Berawal dari buku yang pertama kali dirilis tahun 2006, karya Filosofi Kopi mendapat anugerah sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalah Tempo juga dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategori fiksi. Selanjutnya, Dee memutuskan untuk mengangkatnya ke dalam dalam lebar dan film dengan judul yang sama pada akhirnya tayang pada tahun 2015.

cover buku dan poster film Filosofi Kopi

Keputusan yang tepat manakala film tersebut berhasil mampu menuai prestasi dan  memeroleh 5 penghargaan di tahun yang sama, salah satunya adalah Citra Award for Best Writing–Adapted Screenplay. Keberhasilan tersebut kemudian dilanjutkan dengan membuat film sekuel Filosofi Kopi 2 yang naik ke layar lebar tahun 2017. Tahukah kamu apalagi yang menarik? Kedai kopi bernama Filosofi Kopi berhasil diwujudkan secara nyata dan kamu dapat mendatanginya di Jalan Melawai, Kebayoran Baru!

Di antara semua film yang diangkat dari buku Dee Lestari, mana yang jadi favoritmu? Atau adakah karya Dee Lestari yang ingin sekali kamu lihat visualisasinya dalam bentuk film? Atau akankah buku terbarunya, Aroma Karsa, diangkat menjadi film juga?

Share

share icon share icon share icon
Artikel Terpopuler