Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka‘bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan.
Masjid bisa roboh, Ka‘bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaan pada-Nya.
*
“Masyarakat yang gandrung formalisme, menjebak agama dalam simbol dan hitungan matematika—untung-rugi, pahala-dosa. Mereka hanya menawarkan dua warna: hitam atau putih. Habib Husein berusaha melepas bias jebakan itu. Sebab, yang dilihat sebagai hitam atau putih barangkali hanya bungkus belaka. Ia mengajak pembaca agar tak berhenti pada yang tampak oleh mata. Karena, proses berpikir dengan akal dan batin yang tak tampak, justru menjadikan kita jernih.”
--Kalis Mardiasih, Penulis Buku Sister Fillah, You’ll Never be Alone
“Buku ini akan membawa kita masuk dalam petualangan ruhani untuk menemukan Sang Pencipta yang berdiam di dalam kita.”
--Pendeta Yerry Pattinasarany